Orang yang menganggap seks itu tabu adalah bahaya
laten. AIDS masuk ke Indonesia pada tahun 1998. Banyak orang yang tidak
percaya penyakit tersebut bisa masuk ke sini karena Indonesia adalah
negara religius. Akhirnya penanganan AIDS kurang optimal,” kata Zoya
Amirin, M.Psi, psikolog seksual dalam acara Blogger Bicara Seks yang
diselenggarakan BlogDetik di Gedung Aldevco Octagon, Kamis (3/5/2012)Zoya
juga menyayangkan tindakan pembubaran lokalisasi dengan alasan
keagamaan. Alasannya, jika lokalisasi dibubarkan, maka para PSK yang
biasanya ditampung di sana akan menyebar ke berbagai tempat sehingga
lebih sulit diatur dan dipantau kondisi kesehatannya.
“Dengan
tersebarnya para PSK. Malah lebih sulit memberi perawatan dan memantau
masalah kesehatannya. Kalau dibubarkan penyakitnya bisa kemana-mana,”
kata Zoya.Zoya memberi contoh negara tetangga, Singapura. Di
sana para PSK-nya diberi id card dan didata dengan rapi. Tujuannya agar
memudahkan pengawasan dan memantau kondisi kesehatan. Jika ada yang
melanggar tidak memeriksakan kesehatan atau tidak mau divaksin, maka
izinnya bisa dicabut dan dilarang ‘beroperasi’.
Seks yang dibicarakan dengan baik akan membuka wawasan masyarakat mengenai seperti apakah seks yang sehat dan aman. Sedangkan untuk anak-anak dan remaja, bisa diajarkan tentang sex education yang baik dan benar. Remaja yang sudah mulai puber juga sebaiknya diajarkan mengenai pentingnya alat kontrasepsi.Mengajarkan remaja mengenal alat kontrasepsi bukan berarti mengajak melakukan seks bebas, tapi mengenalkan bahayanya seks sembarangan, melindungi dari penyakit menular seksual dan kehamilan yang tak diinginkan.“Saya pernah menyuruh mahasiswa saya yang rata-rata usianya 20 tahunan untuk membeli kondom. Setelah membeli kondom, saya tanya apakah dengan membeli kondom lantas mereka jadi ingin berhubungan seks? Ternyata tidak. Jadi bukan kondom yang menjadi masalahnya, tapi kesiapan mental,” kata Zoya.
Source
Source
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment